Sosok Mohammad Natsir dikenal tak hanya sebagai seorang penulis, namun juga negarawan. Semboyan NKRI Harga Mati dicetuskannya pada Mei 1950 sekaligus disebut oleh Bung Hatta sebagai ‘proklamasi kedua’ setelah 17 Agustus 1945.
Saat itu, Natsir diketahui menyampaikan pidato mosi integralnya di konstituante agar semua negara Republik Indonesia Serikat melebur menjadi satu dalam bingkai NKRI. Natsir kita kenal sebagai Menteri Penerangan (1946-1947) dan Perdana Menteri (1950-1951) pada era pemerintahan Presiden Soekarno.
Begitu diakuinya reputasi Natsir, guru besar Cornell University George McTurnan Kahin yang juga pakar Asia Tenggara menyatakan, jika kita ingin mengenal Indonesia, maka kita harus mengenal Natsir. “Tanpa mengenal Natsir, kita tak akan mengenal Indonesia,” kata Pendiri Pusat Dokumentasi Islam Indonesia Tamaddun, Hadi Nur Ramadhan, dalam serial YouTube Inspirasi Sahur 2023.
Sosok Natsir juga tak lepas dari mahakarya tulisannya yang berjudul Capita Selecta. Tulisan itu pernah dimuat di Panji Islam, Pembela Islam, Al-Manar Medan, Hikmah, Menara Islam, Panji Masyarakat, Pedoman, dan lain-lain.
Selanjutnya, tulisan-tulisan itu dikumpulkan oleh sahabatnya sesama tokoh intelektual Masyumi, DP Sati Alimin, dan dikategorikan sesuai tema agama, filsafat, dan budaya. Bukunya pun perdana dirilis oleh penerbit Van Hoeve Bandung pada 1954, yakni Capita Selecta jilid pertama dan kedua.
Setelah Natsir mendapat gelar pahlawan nasional pada 2008, buku Capita Selecta jilid ketiga diterbitkan.
“Insyaallah kami akan meluncurkan Capita Selecta jilid keempat yang berisi tulisan-tulisan beliau dari 1970 hingga sebelum meninggal dunia pada 1993,” kata Hadi Nur.
Wakil Sekretaris Lembaga Seni Budaya dan Peradaban (LSBPI) Majelis Ulama Indonesia ini juga menambahkan, Mohammad Natsir sebagai negarawan dan ulama memiliki keteguhan prinsip dalam berjuang khususnya pascakemerdekaan Republik Indonesia. Salah satunya dengan cara menulis untuk menuangkan dan mempertajam berbagai ide dan gagasan kebangsaan.
“Keteguhan Natsir sebagai seorang pemikir, negarawan, ulama, ilmuwan, dan aktivis mempertajam tulisannya dalam menuangkan ide-ide pendapat ketika dia berada di Bandung. Memberi banyak contoh tentang hubungan agama dan negara termasuk dalam perdebatan panjang secara terbuka dengan Bung Karno,” jelasnya.
Di dalam buku Capita Selecta, ada kutipan menarik yang ditulis Natsir. “Kerjakan apa yang Allah senangi, niscaya Allah akan memberikan apa yang Anda senangi,” pungkasnya.